Wednesday 28 May 2014

Seperti seharusnya.

                                            

Ada suatu perkara yang tidak akan pernah aku ungkapkan. Biar hanyut dan dilupakan seperti daun yang gugur dari pohon dan jatuh di permukaan sungai lalu dipujuk arus yang membawanya pergi. Biar terabai dan tidak jelas seperti dua orang yang cuba saling berbicara di bawah atap zink yang bingit di hentam titisan hujan lebat. Akan aku pulaukan sarat rasa perih itu selamanya di dasar hati yang paling dalam tiada hidupan dan gelap tanpa sebarang cahaya. Kerana kesabaranku tinggi menggunung tak terhakis oleh deras badai lautan amarahku, kerana kuatnya perasaan sayangku dan kecintaanku yang tidak berbentuk seperti roh yang keluar dari jasad, seperti angin yang dapat di rasa kehadirannya tapi tak pernah terlihat dengan mata kasar, jauh mengatasi dan menutupi busuknya nafas kebencianku dan kekecewaanku.

Biar aku dan tuhanku saja yang tahu apa yang tersirat. Kerana aku sedar tiada jirim yang akan ikhlas mencerna laraku melainkan ia pulang bergema dalam kekosongan ruang hati, pulang menyapa telingaku sendiri lantas menjemput kehampaan. Kerana aku sedar hati ini yang fakir miskin, yang lusuh dan berbau tidak enak pakaiannya, hina dan papa, yang kelaparan dan dahaga yang cuba menadah tangan-tangan kotornya mengharapkan secebis rasa dari sebuah kebijaksanaan lalu kebijaksanaan itu mengusir ia dengan penuh kelembutan tapi cukup menghinakan. Kebijaksanaan yang sudah banyak merantau diluar sana dan merasakan ia sudah mengenal dunia dan sudah arif mengenal hati-hati yang lainnya lalu ia menghalau tanpa mahu memandangpun mata, tidak mahu mendengarpun suara si hati yang fakir dengan kata-kata yang cukup "indah" untuk dicerna ; wahai hati, kau sama sahaja dengan mereka yang pernah ku kenal diluar sana. Kerana kepalsuan dan hati yang buta, biarkan tongkat kepalsuan yang mahal itu berjalan terus tanpa perlu meraba-raba mencari kehampaan yang tercicir. Seandainya ia celik belaka dan walhal ia tahu tapi seakan-akan tidak tahu, biarkan kepalsuan itu melangkah pergi tanpa perlu untuk mempertanyakan apa-apa. Kerana tidak ada apa-apa untuk dipertanyakan. Tidak ada kebenaran yang perlu ditegakkan, tidak ada kesalahan untuk diadili dan dijatuhkan hukuman laksana mahu membalas bunuh si gila yang membunuh. 

Sekiranya ditanya tentang sombong dan angkuh, aku masih yakin akan sentiasa ada jalan untuk melembutkannya. Kerana kesombongan dan keangkuhan adalah seperti besi, segah manapun ia laksana armada perang dilautan ia tetap dapat dirapuhkan dan dipatahkan malah diremukkan. Siapa sangka air yang penuh kelembutan punya kekuatan seperti itu? Tapi aku tidak punya jawapan untuk sebuah kepalsuan dan ketidakjujuran. Yang terbaik bagiku ialah diam, diam dan diam. Kata-kata sang pujangga, pengalaman adalah guru yang terbaik, benar dan bagiku ibuku juga adalah guruku yang terbaik, ibu tidak pernah mengajar untuk membenci, kerana kebencian adalah satu perkara yang sia-sia. Di dalam agama juga ada memberi ruang untuk mereka yang melakukan kesalahan lantas mereka meminta maaf tapi tidak dimaafkan. Dan dipenghujung hari tetaplah aku berdiri disini sebagai seorang hamba, manusia kerdil yang sudah pastinya tidak akan pernah sempurna. Manusia yang tidak ada jawapan untuk banyak perkara. Sememangnya aku seorang manusia yang mudah memberi kemaafan kerana aku juga berharap tuhan mengampunkan aku yang banyak berbuat dosa. 

Padahal ini bukanlah tentang kemaafan. Ini adalah tentang ; jika seribu maaf yang diucapkan, seribu kemaafan jugalah yang akan ia perolehi seperti yang diharapkan, tidak akan kurang malah mungkin lebih. Sampai akhir nafas pun akan sentiasa ada kemaafan. 

Berbicara tentang 'harap', bagiku kepalsuan tidak pernah berharap, kata harap itu hanyalah sekadar dibibir, tidak dihati. Ini adalah tentang seribu benang kemaafan yang tetap tidak akan dapat menjahit luka kehampaan yang terhiris dari sebuah kepalsuan. Sebuah kepalsuan yang ditenun dengan benang yang disalut serbuk kaca halus. Ini adalah tentang setiap nafas yang terhembus, setiap langkah yang dibawa walau kemanapun kepalsuan ini pergi, berapa ramai pun orang yang ditemui sepanjang perjalanan kepalsuan ini, ingatlah dan jangan sesekali lupa wajah seorang makhluk bernyawa yang serba kekurangan dan penuh kecacatan namun punya hati dan perasaan, yang telah dihancurkan oleh sebuah kepalsuan. Sebesar mana kesan kehancuran yang diakibatkan? Aku fikir ianya boleh dipersoalkan malah diperlekehkan, mudah saja dan tidaklah penting bagi sebuah kepalsuan.





                                   


Tuesday 27 May 2014

KATA-KATA KHALIL GIBRAN.



CINTA YANG AGUNG.

"Adalah ketika kamu menitiskan air mata dan masih peduli terhadapnya..

Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu masih menunggunya dengan setia..

Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain dan kamu masih bisa tersenyum berkata

‘Aku turut berbahagia untukmu’

Bebaskan dirimu.. Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya dan terbang ke alam bebas lagi. Ingatlah.. bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan kehilangannya.. tapi ketika cinta itu mati, kamu tidak perlu mati bersamanya.. Orang terkuat bukan mereka yang selalu menang, melainkan mereka yang tetap tegar ketika mereka jatuh.

Jangan menangis kekasihku.. Janganlah menangis dan berbahagialah, karena kita diikat bersama dalam cinta. Hanya dengan cinta yang indah kita dapat bertahan terhadap derita kemiskinan, pahitnya kesedihan, dan duka perpisahan"

"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana, seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.. Pabila cinta memanggilmu, ikutilah dia walau jalannya berliku-liku. Dan, pabila sayapnya merangkummu, pasrahlah serta menyerah, walau pedang tersembunyi di sela sayap itu melukaimu"

"Mungkin aku terlalu bodoh untuk mengerti, mungkin aku tak sengaja juga menyakiti, andai aku tau isi hatimu, andai kesempatan itu datang lagi padaku, sekarang mustahil bagiku. Bahkan menyentuh bayangmu aku tak mampu. Sekarang aku terpuruk dalam jurang sesalku dan cinta ini jadi sesak dalam dadaku, aku tahu cinta ini sudah tak laku tapi biarkan cinta ini aku miliki, biarkan cinta ini menjadi bebanku aku tak peduli, meski menghambat jalanku, aku tahu mencintaimu adalah tak pasti"

"Sepenggal catatan dalam ingatan sorot itu meredup, ada kristal terpiaskan tertunduk, dukanya tak terukur, memahami sedih di hatinya namun yang ada hanya rindu. Aku merindukanmu ketika aku tahu kau telah jauh berlalu, aku mencari bayanganmu ketika malam tak lagi menampakkan wajahmu, aku memanggil namamu diantara gelapnya hutan"

"Cinta adalah seekor burung jelita, yang berharap untuk ditangkap, namun menolak untuk disakiti"

"Cinta tampak sebagai pilar-pilar menara cahaya ketika kegelapan melingkupi segala sesuatu"

"Ketika cinta mulai luntur ia mencari-cari alasan"

"Cinta tidak menyadari kedalamannya sampai saat perpisahan"

"Kenapa kita menutup mata ketika kita tidur? Ketika kita menangis? Ketika kita membayangkan? Ini karena hal terindah di dunia TIDAK TERLIHAT. Ada hal-hal yang tidak ingin kita lepaskan.. Ada orang-orang yang tidak ingin kita tinggalkan.

Tapi ingatlah…
melepaskan BUKAN akhir dari dunia, melainkan awal suatu kehidupan baru.. Kebahagiaan ada untuk mereka yang menangis, mereka yang tersakiti, mereka yang telah mencari, dan mereka yang telah mencoba..

Karena MEREKALAH yang bisa menghargai betapa pentingnya orang yang telah menyentuh kehidupan mereka"

"Berpasangan engkau telah diciptakan. Dan selamanya engkau akan berpasangan. Bergandingan tanganlah dikau hingga sayap-sayap panjang nan lebar lebur dalam nyala. Berpasangan engkau dalam mengurai kebersamaan, kerana tidak ada yang benar-benar mampu hidup bersendirian. Bahkan keindahan syurga tak mampu menghapus kesepian Adam. Berpasangan engkau dalam menghimpun rahmat tuhan, bahkan bersama pula dalam menikmatinya. Kerana alam dan kurniaan tuhan terlampau luas untuk dinikmati sendirian. Bersamalah engkau dalam setiap keadaan, kerana kebahagiaan tersedia bagi mereka yang menangis, bagi mereka yang disakiti hatinya, bagi mereka yang mencari, bagi mereka yang mencoba. Dan bagi mereka yang mampu memahami arti hidup bersama. Kerana mereka itulah yang menghargai pentingnya orang-orang yang pernah hadir dalam kehidupan mereka. Bersamalah dikau sampai sayap-sayap sang maut meliputimu. Ya, bahkan bersama pula kalian dalam musim sunyi. Namun biarkan ada ruang antara kebersamaan itu. Tempat angin syurga menari-nari diantara bahtera sakinahmu. Berkasih-kasihlah, namun jangan membelenggu cinta. Menyanyilah dan menarilah bersama dalam suka dan duka. Hanya biarkan masing-masing menghayati waktu sendirinya. Kerana dawai-dawai biola, masing-masing punya kehidupan sendiri. Walau lagu yang sama sedang menggetarkannya, sebab itulah simfoni kehidupan"

"Apabila kamu melihat seorang laki-laki mabuk katakanlah dalam hatimu, “Barangkali dia mencoba lari dari sesuatu yang lebih buruk lagi.”

"Suara kehidupanku memang tak akan mampu menjangkau telinga kehidupanmu; tapi marilah kita cuba saling bicara barangkali kita dapat mengusir kesepian dan tidak merasa jemu"

"Pandangan pertama.. 

Itulah saat yang memisahkan aroma kehidupan dari kesadarannya. Itulah percikan api pertama yang menyalakan wilayah-wilayah jiwa. Itulah nada magis pertama yang dipetik dari dawai-dawai perak hati manusia. Itulah saat sekilas yang menyampaikan pada telinga jiwa tentang risalah hari-hari yang telah berlalu dan mengungkapkan karya kesadaran yang dilakukan malam, menjadikan mata jernih melihat kenikmatan di dunia dan menjadikan misteri-misteri keabadian di dunia ini hadir. Itulah benih yang ditaburan oleh Ishtar, dewi cinta, dari suatu tempat yang tinggi. Mata mereka menaburkan benih di dalam ladang hati, perasaan memeliharanya, dan jiwa membawanya kepada buah-buahan. Pandangan pertama kekasih adalah seperti roh yang bergerak di permukaan air mengalir menuju syurga dan bumi. Pandangan pertama dari sahabat kehidupan menggambarkan kata-kata Tuhan, "Jadilah, maka terjadilah ia"

GORESAN TAK BERTEMA.

Mencoba menuangkan hati
Pada goresan hitam diatas putih
Walau ku hanya seorang anak manusia
Yang tak mengerti apa itu arti cinta?
Alunan waktu yang menyertaiku
Tlah menghadirkan cinta dalam hidupku
Satu demi satu rasa itu merengkuh relung jiwa
Dan merampas smua bagian
Saat kau datang dalam tiap mimpiku
Andai ku mampu
Ingin ku menantang dunia yang selalu menjeratku
dengan setia angin cinta yang begitu membebaniku
Engkau yang ku sayang
Kini ku mengerti
bahwa ku berada pada sisi yang salah
yang teramat sempurna untuk ku raih
Semua satu bagian dalam diriku
berkata
Aku hanyalah sesuatu yang tak berarti dalam harimu atau bahkan 
Hanya seperti batu yang tak berguna
Hingga dengan mudah kau hempaskan
Mungkin kau tak mempercayai apa itu cinta sejati
Hingga kau hanya memandangnya sebelah mata
Cintaku yang terasa hampa tanpa hadirmu
Mungkin bila masih di beri kesempatan
Hanya satu kali seumur hidup untuk berkata jujur
Saat inilah akan ku ungkapkan
Bahwa aku menyayangimu
Mencintaimu melebihi diriku "

"Orang yang bahagia bukanlah mereka yang selalu mendapatkan keinginannya, melainkan mereka yang tetap bangkit ketika mereka jatuh, entah bagaimana dalam perjalanan kehidupan, kamu belajar lebih banyak tentang dirimu sendiri dan menyadari bahwa penyesalan tidak seharusnya ada, cintamu akan tetap di hati sebagai penghargaan abadi atas pilihan-pilihan hidup yang telah kau buat.

Teman sejati, mengerti ketika kamu berkata 'aku lupa'
menunggu selamanya ketika kamu berkata 'tunggu sebentar'
tetap tinggal ketika kamu berkata 'tinggalkan aku sendiri'
membuka pintu meski kamu belum mengetuk dan belum berkata 'bolehkah saya masuk?'

mencintai juga bukanlah bagaimana kamu melupakan dia bila ia berbuat kesalahan,
melainkan bagaimana kamu memaafkan. B
ukanlah bagaimana kamu mendengarkan, melainkan bagaimana kamu mengerti. Bukanlah apa yang kamu lihat, melainkan apa yang kamu rasa, bukanlah bagaimana kamu melepaskan melainkan bagaimana kamu bertahan.

Mungkin akan tiba saatnya di mana kamu harus berhenti mencintai seseorang, karena orang itu berhenti mencintai kita, karena kita menyadari bahwa orang itu akan lebih berbahagia apabila kita melepaskannya.

Kadangkala, orang yang paling mencintaimu adalah orang yang tak pernah menyatakan cinta kepadamu, karena takut kau berpaling dan memberi jarak, dan bila suatu saat pergi, kau akan menyadari bahwa dia adalah cinta yang tak kau sadari"

Sunday 25 May 2014

Marah Cetuskan Konflik dan Peperangan.

Oleh Zulina Hassan.

Dunia hari ini diwarnai dengan pergaduhan dan peperangan. Sama ada peperangan antara bangsa, negara, agama, etnik, suku kaum, bahkan berlaku juga peperangan antara anak-beranak dan kaum keluarga.

Kenapa semua ini berlaku? 

Jawapannya tidak lain, kerana manusia hari ini terlalu mengikut perasaan marah yang bermaharajalela dalam diri mereka. Perasaan marah yang sememangnya dibekalkan oleh Allah dalam diri setiap manusia, sekiranya tidak dikawal bahkan dibiarkan menguasai diri, akan membawa kepada kebinasaan sama ada kepada individu yang sedang marah itu, atau kepada orang lain atau benda-benda lain yang ada di sekelilingnya.

Dari perspektif Islam, kita harus menerima bahawa marah adalah sifat semula jadi atau fitrah setiap manusia. Sewaktu Allah mencipta Nabi Adam a.s, para malaikat mengetahui bahawa dengan sifat marah yang dibekalkan itu, manusia akan berbuat kerosakan di muka bumi. Perkara ini termaktub di dalam al-Quran, “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi. Mereka bertanya (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu dengan berkata): Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah (berbunuh-bunuhan), padahal kami sentiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan mensucikan-Mu? Tuhan berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya.

Sudah pastilah setiap kejadian Allah itu mempunyai hikmah di sebaliknya. Disamping membekalkan sifat marah, Allah turut membekalkan beberapa mekanisme perlindungan supaya manusia dapat menahan diri atau melindungi diri daripada sifat marah yang membawa kepada kebinasaan.

Sifat marah membezakan manusia dengan binatang. Apabila seekor singa atau serigala menjadi marah, ia akan bertindak tanpa berfikir. Sebaliknya, manusia dibekalkan akal fikiran, maka manusia boleh memilih sama ada bertindak menggunakan akal fikiran atau bertindak membuta tuli sama seperti seekor binatang.

Kemarahan yang tidak dikawal, memberi impak yang cukup besar dalam kehidupan harian seseorang itu. Ia memisahkan ibu dan anak, merenggangkan persahabatan, menjauhkan keadilan, membawa kepada kemurungan dan kekecewaan, membawa kepada kegilaan dan akhirnya membawa kepada penyesalan yang tidak terhingga.

Sekiranya kemarahan menguasai kelompok atau jumlah individu yang ramai, maka kemusnahan yang akan terjadi jauh lebih besar skalanya. Ia menyebabkan peperangan sehingga memusnahkan sebuah bandar, bahkan sebuah negara, bangsa dan sebuah tamadun.

Mengekang Kemarahan.

Keinginan semula jadi yang dipenuhi, akan dapat mengelakkan rasa marah. Misalnya keinginan kepada makanan, minuman, tempat tinggal, kasih sayang, seks dan banyak lagi.

Dalam tubuh manusia, terdapat beberapa jenis hormon yang mempengaruhi mood atau
perasaan seseorang itu. Kajian saintifik menunjukkan keadaan hypoglycemia dan hyperthyroidisme boleh membuatkan seseorang itu berasa marah. Bagi mengelakkan keadaan ini, maka seseorang itu hendaklah memastikan kadar hormon di dalam tubuhnya sentiasa seimbang dengan cara menjaga kesihatan tubuh badannya.

Nabi s.a.w. tidak pernah menunjukkan kemarahan baginda terhadap golongan kafir Quraisy yang sentiasa bertindak di luar batasan terhadap kaum Muslimin. Bahkan, baginda sentiasa bercakap dengan lemah lembut dan penuh hikmah. Bagaimanakah cara baginda mengawal kemarahan? Suatu ketika seorang sahabat meminta nasihat daripada baginda, lalu kata Nabi, 

“Janganlah kamu marah.” Sahabat yang lain pula bertanya, “Apakah yang dapat menyelamatkan daku daripada kemurkaan Allah? Maka jawab Nabi: “Jangan tunjukkan kemarahan kamu.” Sahabat lain pula meminta satu amalan kebaikan yang mudah untuk dilakukan, maka kata Nabi, “Janganlah marah.” Suatu ketika, baginda bertanya kepada para sahabat. “Siapakah orang yang paling kuat dikalangan kamu?” Maka para sahabat memberi berbagai-bagai jawapan. Rasulullah s.a.w. lalu berkata, “Bukanlah orang yang kuat itu dengan banyaknya berperang, yang kuat itu orang yang dapat menguasai dirinya ketika marah.” Sebagai manusia biasa, Nabi juga berasa marah. Namun baginda tidak pernah menunjukkan
kemarahan itu dengan lidah atau perbuatannya. Apabila baginda marah, para sahabat mengetahuinya dengan melihat wajah baginda berubah menjadi merah dan peluh menitis di
dahinya. Baginda juga akan senyap untuk beberapa bagi mengawal rasa marahnya.

Kemarahan yang wajar.

Seseorang yang tidak mempunyai rasa marah terhadap penindasan, penderaan, ketidakadilan dan salah laku yang berlaku di hadapannya, hakikatnya adalah seorang yang
tidak memiliki perasaan. Dengan membiarkan perkara-perkara negatif itu berlaku, maka kejahatan akan berleluasa di muka bumi. Sewajarnya, pada ketika inilah seseorang itu patut marah dengan cara menghentikan kejahatan itu dengan kaedah yang telah digariskan oleh Allah dan ditunjukkan oleh Rasul-Nya.

Bersikap tidak endah terhadap kejahatan dan ketidakadilan, samalah hakikatnya seperti menyumbang ke arah itu.

Kesan kepada tubuh.

Secara psikologi, apa yang berlaku kepada diri seseorang itu apabila dia marah? Kadar denyutan jantung dan tekanan darahnya akan meningkat. Ini adalah kesan langsung akibat lebihan hormon adrenalin dalam sistem peredaran darah. Kekuatan fizikal juga akan meningkat manakala kewarasan dan daya berfikir menurun.

Organ-organ badan yang berada dalam kawalan, akan hilang kawalan. Lidah akan mengeluarkan kata-kata yang kesat dan mengguris hati, tangan akan memukul, kaki akan menendang apa saja yang berada di kelilingnya, bahkan dia mungkin akan mencederakan dirinya sendiri.

Apabila rasa marah yang berpanjangan menguasai diri, rasa marah ini perlu diluahkan atau dihilangkan. Sekiranya perasaan ini dipendam, lebihan hormon adrenalin akan menjadi toksin
dalam tubuh dan menjejaskan kesihatan untuk jangka masa panjang. Dia bukan saja akan menjadi seorang yang murung, kecewa, malah fikiran yang bercelaru yang boleh membawa kepada kegilaan. Tekanan darah yang tinggi dan kadar denyutan jantung yang laju akan membawa kepada serangan jantung dan penyakit fizikal yang lain.

Ubat Marah.

Individu yang normal pasti akan mengalami perasaan marah apabila berhadapan dengan situasi yang memungkin perkara itu berlaku, dan kemarahan itu tidak boleh dielakkan. Perkara-perkara yang boleh dilakukan untuk menghilangkan rasa marah adalah seperti berikut:

Sibukkan diri dengan mengingati Allah. Misalnya dengan berzikir dan berselawat. Firman Allah
dalam sebuah hadis qudsi:

 “Wahai anak-anak Adam, apabila kamu marah, ingatlah kepada-Ku.”
Meminta nasihat daripada orang berpengalaman. Suatu kisah yang berlaku pada zaman Nabi, sepasang suami isteri yang sering bergaduh bertemu baginda untuk meminta nasihat. Lalu kata Nabi, “Apabila kamu berasa marah, maka hiruplah air dan biarkan air itu di dalam mulutmu sehingga kemarahanmu reda.” 

Marah itu datangnya dari syaitan. Oleh itu, mintalah perlindungan dari Allah seperti membaca kalimah taawuz.

Jika berasa marah ketika sedang berdiri, maka hendaklah duduk, dan jika sedang duduk, maka hendaklah berbaring. Fikirkan tentang kemurkaan Tuhan dan hukuman dari-Nya. Siapakah yang lebih besar kemarahannya, manusia atau Tuhan. Apa akan berlaku sekiranya Tuhan menunjukkan kemurkaan-Nya?

Maafkan orang yang menyebabkan kemarahan itu. Setiap orang melakukan kesilapan termasuk diri
kita. Jika kita mengharapkan keampunan Tuhan, maka wajarlah kita bersedia untuk memaafkan
orang lain. Sifat saling maaf-memaafkan akan mewujudkan keharmonian dan kesejahteraan dalam masyarakat. Berwuduklah. Sebaik-baiknya lakukan solat sunat.

Ingatlah bahawa kehidupan ini hanya sementara saja. Setiap orang akan mati dan akan diadili di Padang Mahsyar kelak. Oleh yang demikian, perkara terbaik yang wajar dilakukan apabila ada orang yang menyebabkan kemarahan, ialah membalas kemarahan itu dengan kebaikan dan kasih sayang. Apabila perkara ini mampu dilakukan, barulah dunia akan menjadi tempat yang indah untuk didiami, aman dan sentosa.

Tekanan : Lawan atau lari?

Just wanna share a good read - 
Oleh: TAJAIYAH IHSAN


PELBAGAI kejadian dan tragedi yang melibatkan tekanan/stress dan kemurungan teruk sebenarnya boleh dielak dan diatasi, jika orang ramai mengambil berat mengenainya. Malah, ia boleh menjadi penyakit yang serius andai tidak diurus dan dikawal dengan baik. Pakar Psikiatri Kanak-kanak, Remaja dan Dewasa, Pusat Perubatan Universiti Malaya (PPUM), Dr. Subash Kumar berkata, walaupun tekanan dikategorikan penyakit yang serius tetapi sayangnya ia tidak diambil berat. Ini mungkin kerana masyarakat beranggapan bahawa stress hanya memberikan kesan seketika tanpa menyedari bahawa stres juga boleh menjejaskan seluruh badan dan minda. Katanya lagi,‘‘Ia boleh menjejaskan tingkah laku, fikiran, emosi, perhubungan dengan orang lain dan juga di rumah.’’

Beliau memberitahu, wanita mempunyai risiko yang lebih tinggi mengalami stres dan kemurungan berbanding lelaki. Tidak ada sebab tertentu yang mengatakan punca mengapa wanita lebih berisiko tinggi berbanding lelaki. Bagaimanapun, ia mungkin kerana wanita lebih mudah meluahkan perasaan dan dengan cara begini mereka cepat mendapatkan rawatan. Lelaki biasanya tidak mudah meluahkan perasaan dan ini mungkin kerana anak lelaki dididik supaya menjadi ‘lelaki sejati’, iaitu tidak boleh menangis dan sebagainya. Banyak kes yang dirawat di hospital melibatkan pesakit yang tidak membiasakan diri menyelesaikan masalah dari peringkat awal lagi. “Kadang-kadang masalah di tempat kerja juga memberi kesan terhadap institusi kekeluargaan sehingga memporak-perandakan perkahwinan itu sendiri,’’ ujar Dr. Subash lagi. Terdapat satu kes di mana seorang suami yang mengalami masalah di pejabat akhirnya bukan sahaja menjadi mangsa stress dan kemurungan malah turut mengheret seluruh isteri dan anak-anaknya mengalami masalah yang sama. “Dia bernasib baik kerana cepat sedar dan perlu mendapatkan rawatan, begitu juga isteri dan anak-anak,’’ katanya sambil menambah rawatan awal akan membuat mereka boleh menghadapi masalah dan menguruskan stres dengan baik. Beliau menambah, walaupun kesedaran untuk mendapatkan rawatan semakin menggalakkan tetapi beliau percaya masih ada yang malu untuk berjumpa doktor dan menderita dengan stress mahupun kemurungan itu. Bagi penghidap stress, mereka bimbang, masyarakat akan memandang serong terhadap mereka dan tidak mahu dilabel kurang siuman. Ujar beliau, sebab itu masyarakat juga perlu prihatin dan sedar betapa stress dan kemurungan yang tidak dirawat dengan baik boleh memberi kesan kepada individu. Beliau menambah, penyebaran maklumat yang lebih banyak akan membantu mengurangkan kes-kes yang serius seperti ini, apabila mereka yang terbabit mendapatkan rawatan. Penyebaran maklumat secara meluas di media massa mengenai stress, kemurungan dan akibatnya diperlukan bagi mewujudkan kesedaran di kalangan masyarakat. Beliau juga menambah, stress juga mampu menyerang kanak-kanak, apa lagi jika rungutan mereka tidak diambil peduli oleh ibu bapa. Justeru, ibu bapa perlu mengambil berat mengenai rungutan anak-anak jika sering kali dibangkitkan. “Kadang-kadang masalah yang dibangkitkan itu sudah lama dipendam namun ibu bapa tidak mengambil berat kerana tidak peka terhadap rungutan mereka,’’ katanya. Ujarnya, walau sibuk mana sekalipun, ibu bapa juga perlu meneliti jika terdapat perubahan dalam tingkah laku anak-anak. Jelas Dr. Subash, “Ia mungkin merupakan satu amaran awal, kerana ramai kanak-kanak tidak menyuarakan perasaan mereka kepada ibu bapa.’’ 

Menjawab pertanyaan, Dr. Subash menegaskan kemungkinan besar, stress telah meningkat di negara kita berbanding 10 tahun yang lalu. Namun, stress juga boleh diatasi, jika seseorang itu tidak memendamkan masalahnya dan dapat pula meluahkan kepada seseorang. Sekiranya masalah bertambah berat, penghidap stres perlu berjumpa pakar bagi mendapatkan rawatan. Terdapat pelbagai cara untuk mengendalikan stres tetapi apa yang penting adalah kita perlu tahu bahawa respons terhadap sesuatu kejadian atau peristiwa itu berada di bawah kawalan. Katanya, “Kita tidak perlu bertindak secara spontan setelah sesuatu peristiwa berlaku, perlu berfikir sejenak sebelum mengambil sebarang tindakan.’’

Kaedah lain, merancang dan membuat jangkaan untuk masalah pada masa depan dan mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah yang dihadapi. “Berfikir dengan optimis tentang masa depan dan mencari kekuatan pada diri sendiri,’’ katanya. Selain itu, meditasi atau terapi santai boleh dilakukan di mana seseorang itu mampu menenangkan fikiran dengan memikirkan tentang imej-imej yang menenangkan. Proses ini tidak memakan masa yang lama, sekitar dua hingga lima minit sahaja dan boleh dilakukan di mana-mana. Dr. Subash berkata, terapi ini sangat mudah dan berkesan kerana ketika memikirkan imej tersebut, kita tidak akan memikirkan masalah lain dan apabila berasa aman, bolehlah berfikir dengan tenang dan mencari jalan penyelesaian. Beliau menambah, “Biasanya orang yang berasa sedih, marah, berasa diri tidak berguna atau menjadi beban kepada orang lain, kemungkinan mengalami tekanan yang disebut sebagai kemurungan (depression).’’ 

*Biologi stress

Komponen emosi melibatkan perasaan, seperti sedih, marah, kesal dan perasaan tidak tenteram. Dr. Subash berkata, komponen fizikal melibatkan sistem autonomik badan iaitu sistem simpatetik dan parasimpatetik. Kedua-dua sistem ini mempunyai kesan yang bertentangan. Sistem ini biasa digunakan apabila seseorang itu mengalami kecemasan. Ia biasa disebut respond flight or fight (lawan atau lari). Ia adalah sistem semula jadi tubuh untuk melindungi badan daripada sebarang kecederaan dengan melawan atau melarikan (menjauhkan) diri daripada sesuatu kecemasan. Ujarnya, semasa sistem ini aktif, hormon adrenalin akan dilepaskan dalam sistem pengaliran darah. Jantung akan berdenyut dengan pantas, pengaliran darah akan meningkat, pernafasan akan menjadi pantas dan otot-otot akan menjadi lebih kejang. Sistem parasimpatetik, pula diaktifkan pada waktu kita berasa tenang. Pada masa ia diaktifkan, denyutan-denyutan jantung menjadi perlahan, pengaliran darah dan pernafasan akan menjadi perlahan. Sistem ini digunakan untuk memulih dan menjimatkan tenaga. Lazimnya kedua-dua sistem ini berada dalam keadaan harmoni dalam keseimbangan, namun jika seseorang itu mengalami stress, sistem simpatetik akan menjadi lebih ketara, jika tidak dikawal.

Mengulas lanjut, Dr. Subash juga memberitahu stress boleh diatasi dengan bersenam, menyertai
persatuan dan bercuti. Selain itu dapatkan rawatan kaunseling atau meluahkan masalah pada orang lain bagi kes-kes yang lebih ringan. Nasihat Dr. Subash, agar pesakit yang menghidap stress dan kemurungan ini mendapatkan rawatan di hospital bagi mengenal pasti tahap stress atau kemurungan yang dihidapi.

*Definisi tekanan perasaan

Tekanan perasaan atau stress hanyalah perasaan yang tidak terkawal. Stress – respons badan dan minda seseorang terhadap sebarang peristiwa atau kejadian yang berlaku. Sekiranya respons seseorang adalah negatif terhadap sesuatu kejadian maka dia akan mengalami stress. Persepsi seseorang itu amat penting. Sesuatu yang harus diingat adalah stress itu
hanyalah respons atau tindak balas. Ada orang memberikan respons dengan persepsi negatif. Ada juga yang memberikan respons dengan persepsi positif. Dengan mengaplikasikan formula ini, stress mampu diatasi. Ini kerana, walaupun peristiwa yang berlaku di luar kawalan seseorang, tetapi tetap mampu mengawal respons.

Apakah tanda-tanda amaran tekanan?

Gejala fizikal

* Degupan jantung yang cepat
* Banyak berpeluh
* Terasa loya
* Bernafas kencang
* Cirit-birit dan terasa hendak membuang air kecil
* Selera makan berubah
* Gangguan seksual
* Sakit-sakit badan yang tidak jelas puncanya
* Penyakit lelah, sakit kepala dan timbul ruam kulit.

Gejala mental

* Merasa hilang kawalan atau dihantui peristiwa lalu
* Risau dan bimbang
* Gagal menumpukan perhatian atau membuat keputusan
* Berasa tidak sihat
* Sukar untuk tidur
* Keinginan seks menurun
* Terasa amat letih
* Meminum lebih banyak alkohol dan semakin kuat merokok
* Perubahan perasaan atau fikiran seperti kemurungan, kekecewaan, sikap bermusuhan, rasa tidak berdaya dan gelisah.



Sent from my iPad.

Friday 23 May 2014

Penghinaan.

   Atas satu urusan, aku ke rumah sebuah keluarga yang boleh dikatakan kuat latar belakang agamanya. Nak kata orang yang berjaya pun boleh juga, rumah boleh tahan besar. Pakcik ni orang yang menjaga solat, isteri dan anak-anak perempuannya juga menutup aurat dengan baik. Bersih je muka dia orang satu keluarga. Aku percaya dia orang ni orang yang baik-baik dari wajah dia orang. Ya la, sesetengah orang nampak macam baik tapi belakang, bapak munafik penipu besar. Sampai la satu masa sorang anak perempuan dia datang ke ruang tamu nak hidang air. Aku pun terpandang la muka anak perempuan dia, lepas anak dia masuk jalan patah balik nak ke dapur pakcik tu cakap kat aku 'baru balik dari Al-Azhar tu, jangan main-main'. Aku blur sekejap tapi tersenyum dan angguk kat pakcik tu. Luaran normal, aku bersembang dengan pakcik tu macam biasa tapi dalam kepala duk ligat berfikir. Aku terpandang anak dia tadi, aku tertenung lama sangat ke? Aku pandang sambil buat muka perogol bersiri ke? Tah la. Pakcik ni lebih dulu makan garam dari aku so dari riak muka mungkin dia boleh baca hati orang. Mungkin dia boleh agak aku ni jenis orang yang macam mana. Fikir-fikir balik, aku memang tertarik sekejap dengan wajah bersih dia tapi tak ada rasa nak mengorat anak dia pun. Cukuplah dengan apa yang aku lalui sebelum ni, aku serik dengan perempuan. Dari awal aku masuk rumah dan tengok perwatakan dia orang satu keluarga pun aku dah rasa malu, rasa berdosa, rasa bodoh, hina, cetek ilmu. Dia orang tak hina aku pun, tak adalah. Serius, dia orang memang orang baik-baik cuma aku je yang tiba-tiba rasa macam tu. Mana taknya, dengan pakai rantai, rambut berkaler, t-shirt hitam Foo Fighters, aku jadi malu-malu alah. Mungkin pakcik ni dapat tangkap moment tertarik yang timbul beberapa saat dari riak wajah aku tadi. Tapi yang aku tertanya-tanya ialah apa motif pakcik ni cakap macam tu? Niat dia nak bergurau ke? Bagi amaran? Perli? Aku memang slow sikit, kalau ada orang yang boleh tolong explain, silakan.. aku terima dengan lapang dada. Aku baru kenal dia tak sampai sebulan, aku tak dapat baca lagi sikap pakcik ni. Yang pastinya aku rasa terhina jugak dengan apa yang dia cakap. Aku tak marah pun, sebab hakikatnya aku sedar aku memang bukan lelaki yang baik dan tak layak pun untuk perempuan baik macam tu. Bukan lepas nampak anak dia aku rasa macam tu, memang dah lama pun aku tak pernah rasa layak. Tak nak bersangka buruk, aku anggap dia cuba bergurau je. Aku pun boleh je terima orang bergurau kasar. Kawan-kawan aku pun bersepah yang bergurau kasar, aku sendiri pun macam tu. Tapi aku tengok orang jugak kalau nak bergurau, sesetengah orang tak boleh terima. Silap hari bulan boleh makan flying kick. Apatah lagi dengan orang yang baru kenal, memang tak la aku nak bergurau. Selalunya aku lebih banyak diam. Tapi bila aku diam orang kata aku lembab pulak, kadang-kadang aku sakit hati jugak, aku cuma nak jaga batas tak nak berlebih-lebih sebab baru kenal tapi lain pulak orang tafsir. Sudahnya sampai sekarang aku tak faham apa maksud pakcik ni. Forget it.