Hidup biar mengenang jasa, sementara kau terus mara ke depan dengan kehidupanmu, tidak kiralah ia penuh dengan episod-episod kejayaan atau di penuhi kisah-kisah duka, tidak kiralah kau kaya-raya berjaya atau biasa-biasa saja, kedua-duanya adalah ujian untuk setiap di antara kita. Janganlah di lupakan kudrat-kudrat lama yang sentiasa berada di sisimu dari engkau masih berhingus, kekuatan yang tuhan kirimkan untuk memimpinmu saat kau masih bertatih, sehinggalah kau beranjak dewasa masuk ke alam pra-sekolah, dia yang memandikanmu dan menyiapkan pakaianmu, menyikat rambutmu, dan menempel bedak di pipimu. Di masa-masa kau masih kecil comel dan semua orang menyayangimu. Yang sanggup menunggu di sekolah sehingga loceng tamat sesi berbunyi bila masuk tengah hari.
Kudrat yang di pinjamkan itu telah di tarik balik oleh Yang Memberi. Disaat-saat aku punya kekuatan untuk menolak dan menarik besi-besi, nun di sana dia terpaksa mengesot sendiri ke kamar mandi, makan minum dia perlu di bangunkan dan seseorang perlu memegang atau sandarkan dia di dinding, perlu di suap, dia tidak lagi bisa makan sendiri. Sebelum-sebelum ini dia masih kenal akan wajah ini tapi hari ini, pada saat ini, dia sudah tidak kenal diriku, si manja mengada yang dia manjakan dari kecil dahulu, si bongsu yang di malam hari sewaktu tidur dengan ibu, aku bangun meminta pada ibu untuk tidur di bilik dia bersama dengannya. Tidak ternilai pengorbananmu dan terlalu panjang untuk diceritakan, biar aku simpan ia dalam hati untuk di kenang sepanjang hayat. Kini kau hanya menunggu masa untuk di jemput tuhan, dan aku sentiasa berdoa agar Dia mengampunkan segala dosa-dosamu, agar Dia menempatkanmu di kalangan orang-orang yang beriman, orang-orang yang mendapat keuntungan disisi-Nya.